Berbagi rekam medis pasien secara online untuk para tenaga profesional medis, telah diberlakukan di Wellington, Selandia Baru, yang sangat berguna bagi pasien pada keadaan darurat.
Pemerintah Wellington, melalui District Health Board (DHB) menegaskan bahwa langkah berbagi rekam medis pasien ini akan dapat menyelamatkan banyak nyawa, terutama pada keadaan darurat.
Namun kebijakan ini juga dinilai bisa meningkatkan resiko pada rincian medis kesehatan pasien yang bisa dilihat oleh banyak petugas medis. Namun dengan adanya data rekam medis pasien secara mendetail ini, bagi sesama profesional medis akan bisa membuka informasi rekord medis pasien dengan cepat, bilamana diperlukan pada kondisi darurat bagi pasien. Hal ini juga menyangkut data dari Departemen Emergency dan dokter spesialis.
Mengutip sumber StuffNews, rincian data rekam medis sekitar 80% pasien dari Wellington baru-baru ini telah di upload, oleh semua unit gawat darurat disana, serta catatan dari sekitar 1100 dokter telah bisa diakses oleh semua petugas medis dalam dua minggu terakhir ini.
Sistem ini diluncurkan oleh The Capital and Coast District Health Board bersama Menteri Kesehatan New Zealand, Tony Ryall. Tony Ryall mengatakan, bahwa kebanyakan orang merasa terkejut ketika mengetahui bahwa dokter mereka telah berbagi informasi dengan dokter lain dalam merawat mereka.
Namun sebaliknya ia juga memberikan jaminan, bahwa informasi pribadi itu tidak akan bisa bocor, karena rekam medis pasien tersebut tersebut hanya bisa diakses selama satu kali dalam satu waktu.
Sementara itu, Peter Hicks, support services direktur DHB, mengatakan, sebelum memiliki akses catatan medis, para staf gawat darurat seringkali tidak mengetahui adanya alergi obat atau alergi pasien terhadap obat, padahal sementara itu pasien membutuhkan perawatan mendesak saat itu juga.
Jika departemen kesehatan tidak bisa melacak data rekam medis pasien, maka mereka dipaksa untuk menjalani tes ulang, ini bisa menjadikan penundaan, ketika kebutuhan pengobatan secara cepat bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati pasien. Ini adalah langkah penyelamatan “Kehidupan.”
Ia menambahkan, meski ada peningkatan yang inheren dengan resiko privasi dengan berbagi informasi, namun bisa dikelola dengan seimbang dan memberikan manfaat besar bagi pasien, katanya. Layanan berbagi informasi medis di Wellington ini adalah bagian dari upaya dan dorongan pihak pemerintah untuk berbagi informasi pasien di era digital saat ini.
Sejalan dengan proses ini, direncanakan dalam waktu dekat, pemerintah Wellington, Selandia Baru juga merencanakan bahwa rekam medis pasien juga akan dikembangkan bersama dengan portal pasien, dimana memungkinkan para pasien untuk bisa mengakses catatan kesehatan medis mereka sendiri dan bisa berkomunikasi dengan dokter langganan mereka secara online.
Namun kebijakan ini juga dinilai bisa meningkatkan resiko pada rincian medis kesehatan pasien yang bisa dilihat oleh banyak petugas medis. Namun dengan adanya data rekam medis pasien secara mendetail ini, bagi sesama profesional medis akan bisa membuka informasi rekord medis pasien dengan cepat, bilamana diperlukan pada kondisi darurat bagi pasien. Hal ini juga menyangkut data dari Departemen Emergency dan dokter spesialis.
Mengutip sumber StuffNews, rincian data rekam medis sekitar 80% pasien dari Wellington baru-baru ini telah di upload, oleh semua unit gawat darurat disana, serta catatan dari sekitar 1100 dokter telah bisa diakses oleh semua petugas medis dalam dua minggu terakhir ini.
Sistem ini diluncurkan oleh The Capital and Coast District Health Board bersama Menteri Kesehatan New Zealand, Tony Ryall. Tony Ryall mengatakan, bahwa kebanyakan orang merasa terkejut ketika mengetahui bahwa dokter mereka telah berbagi informasi dengan dokter lain dalam merawat mereka.
Namun sebaliknya ia juga memberikan jaminan, bahwa informasi pribadi itu tidak akan bisa bocor, karena rekam medis pasien tersebut tersebut hanya bisa diakses selama satu kali dalam satu waktu.
Sementara itu, Peter Hicks, support services direktur DHB, mengatakan, sebelum memiliki akses catatan medis, para staf gawat darurat seringkali tidak mengetahui adanya alergi obat atau alergi pasien terhadap obat, padahal sementara itu pasien membutuhkan perawatan mendesak saat itu juga.
Jika departemen kesehatan tidak bisa melacak data rekam medis pasien, maka mereka dipaksa untuk menjalani tes ulang, ini bisa menjadikan penundaan, ketika kebutuhan pengobatan secara cepat bisa menjadi perbedaan antara hidup dan mati pasien. Ini adalah langkah penyelamatan “Kehidupan.”
Ia menambahkan, meski ada peningkatan yang inheren dengan resiko privasi dengan berbagi informasi, namun bisa dikelola dengan seimbang dan memberikan manfaat besar bagi pasien, katanya. Layanan berbagi informasi medis di Wellington ini adalah bagian dari upaya dan dorongan pihak pemerintah untuk berbagi informasi pasien di era digital saat ini.
Sejalan dengan proses ini, direncanakan dalam waktu dekat, pemerintah Wellington, Selandia Baru juga merencanakan bahwa rekam medis pasien juga akan dikembangkan bersama dengan portal pasien, dimana memungkinkan para pasien untuk bisa mengakses catatan kesehatan medis mereka sendiri dan bisa berkomunikasi dengan dokter langganan mereka secara online.
Author: Google Plus
0 Response to "Berbagi Rekam Medis Pasien Online di Selandia Baru"
Post a Comment