Penyakit kulit eksim ternyata memainkan peran penting dalam sensitivitas terhadap alergi makanan pada bayi, menurut penelitian terbaru para ilmuwan dari Inggris.
Menurut para peneliti dari King’s Collage London dan University of Dundee, Inggris, mereka menemukan kaitan bahwa penyakit kulit eksim mungkin merupakan faktor penting dalam pengembangan alergi makanan pada bayi.
Mereka mengatakan, “Ini merupakan studi yang sangat menarik dan memberikan bukti lebih lanjut, bahwa penghalang yang mengganggu kulit dan eksim bisa memainkan peran kunci dalam memicu sensivitas makanan pada bayi, sehingga akhirnya bisa mengarah pada berkembangnya alergi makanan pada bayi. Hal ini dikatakan oleh Dr. Carsten Flohr, dari King Collage, London, pada sebuah rilis berita dari pihak universitas.
Menguti sumber WebMD, menurut para peneliti, penemuan kaitan penyakit kulit eksim ini menunjukkan, bahwa alergi makanan pada bayi dapat berkembang melalui sel-sel kekebalan di dalam kulit, dibandingkan dengan dalam usus, dan bahwa hasil temuan juga menunjukkan bahwa penyakit kulit eksim dapat memainkan peran kunci dan target potensial untuk mencegah alergi makanan pada anak-anak.
Hubungan antara eksim dan alergi makanan memang telah dikenal sejak lama, namun studi yang diterbitkan dalam Journal of Dermatology Investigative, belum lama berselang ini, semakin menambah kuat bukti yang berkembang, bahwa perbedaan kulit memainkan peran dalam prosesnya, papar para peneliti.
Penelitian ini telah melibatkan lebih dari 600 bayi, berusia 3 bulan yang mendapat air susu ibu secara ekslusif sejak mereka lahir – Yang kemudian mereka diuji untuk tes eksim dan diperiksa, untuk melihat apakah para balita tersebut termasuk yang peka terhadap enam makanan yang dikenal paling umum dapat menimbulkan alergi.
Putih telur menduduki urutan pertama sebagai penyebab alergi yang paling umum, diikuti oleh susu sapi dan kacang. Semakin parah suatu penyakit kulit eksim, maka semakin kuat kaitannya kepada sensivitas makanan, hal ini terpisah dari faktor genetik.
Para peneliti meyakini bahwa kerusakan pada kulit bayi akibat eksim, meninggalkan imun aktif kekebalan yang ditemukan di kulit telah terpapar oleh alergen lingkungan – Dalam kasus ini, protein makanan – yang kemudian memicu respon imun alergi, papar para peneliti menjelaskan.
Mereka juga mencatat bahwa sensivitas makanan tidak selalu menyebabkan alergi makanan pada bayi dan mereka juga melakukan tindak lanjut terhadap bayi-bayi tersebut dalam penelitian ini. “Dalam pekerjaan ini kita mengambil apa yang kita pikir tahu tentang eksim dan alergi makanan dan membalikannya di kepala. Kami berpikir bahwa alergi makanan dipicu dari luar ke dalam melalui kulit, ujar peneliti utama, Dr Carsten Flohr menjelaskan.
"Hambatan di kulit memainkan peran penting dalam melindungi kita dari alergen akibat paparan lingkungan diskeitar kita, dan kita bisa lihat di sini bahwa ketika penghalang berkompromi, terutama terutama terhadap eksim, tampaknya telah meninggalkan sel-sel kekebalan di kulit yang terpapar akibat alergen tersebut."
Ia menambahkan, temuan kaitan penyakit kulit eksim dengan alergi makanan pada bayi ini telah membuka kemungkinan, bahwa memperbaiki penghalang kulit dan mencegah eksim, itu mungkin bisa untuk mengurangi resiko alergi terhadap makanan, ujar Dr Carsten Flohr menambahkan.
Author: Google Plus
0 Response to "Penyakit Kulit Eksim dan Alergi Makanan Pada Bayi "
Post a Comment