Latest Updates

Tes Darah Lengkap Deteksi Dini Gejala Penyakit Alzheimer



Tes darah lengkap untuk pertama kalinya dalam sejarah penelitian mampu deteksi dini gejala penyakit Alzheimer melalui 10 jenis lipid dan lemak yang beredar di dalam darah.

Menurut para peneliti, tes darah lengkap ini bisa memprediksi secara akurat, pada seseorang yang berpotensi untuk bisa mengembangkan penyakit Alzheimer, dan bisa menyebabkan kehilangan memori serta mengalami penurunan fungsi mental secara drastis dalam 2 atau 3 tahun yang akan datang.



Pada deteksi dini gejala penyakit Alzheimer ini, paara peneliti mengatakan, temuan tes skrining darah lengkap ini ini diprediksikan bisa tersedia dalam waktu dekat, atau sekitar 2 tahun lagi.

Sampai dengan saat ini masih belum ditemukan pengobatan yang efektif dan handal untuk mengobati Alzheimer. Mengutip sumber dari LA Times, para penulis menyarankan, Biomarker (penanda) darah pada skrining tes darah lengkap, bisa mendeteksi dini dan mengidentifikasi mereka yang beresiko terserang penyakit Alzheimer, bahkan sebelum gejala penyakit Alzheimer tersebut berkembang, seperti yang di tulis para peneliti di Jurnal Nature Medicine.   

Deteksi Dini Gejala Penyakit Alzheimer



Dengan deteksi dini penyakit Alzheimer melelaui tes darah lengkap ini, diharapkan masyarakat dapat membuat pilihan alternatif untuk metode pengobatan baru. Sebab dengan tindakan intervensi, bisa untuk mencegah atau memperlambat terjadinya penurunan fungsi kognitif, sebelum akhirnya terbukti menjadi kenyataan. Hal ini mungkin ini akan lebih efektif, daripada tindakan intervensi yang dilakukan kemudian pada saat Dementia telah berkembang
                                
Para peneliti dari University of Rochester, Georgetown University dan University of California, Irvine, AS ini tidak memulai penelitian dengan daftar kemungkinan biomarker, namun mereka merekrut 525 orang subyek penelitian lansia yang telah berumur minimal 70 tahun. Lalu tim mulai meneliti tes darah lengkap mereka serta menunggu lebih lanjut, untuk melihat, subyek mana yang akan berpotensi mengembangkan penyakit Demensia.

Hasilnya menunjukan 46 orang subyek didiagnosa dengan penyakit Alzeimer pada saat studi pertama dimulai, dan sebanyak 28 orang diperkirakan akan mengembangkan penyakit Alzheimer ringan, atau menderita gangguan kognitif ringan, suatu kondisi yang kerapkali menjadi penanda dan gejala penyakit Alzheimer.

Kemudian para peneliti membandingkan sampel darah 53 orang dari 74 subyek penelitian, dimana 53 orang subyek yang telah diidentifikasi secara tepat yang telah berkembang menjadi kelainan kognitif. Analisis dengan deteksi dini gejala penyakit Alzheimer tersebut telah  memungkinkan mereka untuk bisa mengidentifikasi perbedaan yang terukur diantara kelompok dalam 10 lipid yang berbeda.

Pada deteksi dini gejala penyakit Alzheimer, 10 lipid yang diidentifikasikan sebagai pertanda gejala penyakit, tampaknya terlihat sebagai hasil adanya pemecahan membran sel saraf, suatu proses yang mempercepat terjadinya penyakit Alzheimer.

Kemudian mereka memasukannya kedalam daftar lipid, dan mengungkapkan, 41 orang yang direkrut, 21 orang diantaranya telah mengembangkan Alzheimer pada tahap awal pada studi ini, dan 20 orang lagi tidak. Kemudian para peneliti mencoba untuk memilah subyek dengan benar, berdasarkan tes darah mereka sendiri. Mereka menemukan tingkat akurasinya mencapai lebih dari 90%.

Melalui tes darah lengkap ini berhasil mendapatkan tingkat akurasi yang setara dengan tes yang dilakukan dengan cara mengukur cairan cairan serebrospinal untuk bukti protein abnormal yang merupakan ciri khas dan penanda gejala penyakit Alzheimer.

Tetapi karena dilakukan dengan tes darah, hasilnya dan biayanya menjadi jauh lebih murah dan kurang invasif dibandingkan dengan melakukan tes pada tulang belakang, yang memungkinkan membuat skrining ini untuk masyarakat serta jauh lebih praktis.

Di antara isu-isu yang masih harus diselesaikan antara lain adalah,: bagaimana mengungkapkan 10 lipid panel darah pada skrining dalam populasi yang lebih besar dan pada pasien yang lebih beragam, serta seberapa sensitif dan spesifik seperti ditunjukan pada skrining. Saat ini diketahui telah banyak tes yang mampu mengidentifikasi 100% dari orang yang sakit dengan penyakit tertentu (sangat sensitif), namun sebeliknya mereka juga teridentifikasi palsu, sebanyak penyakit yang sebenarnya tidak diderita oleh mereka (tidak sangat spesifik).

Secara ekonomis, bila seorang yang sudah didiagnosis positif menemukan gejala penyakit Alzheimer, maka mereka mungkin akan mengeluarkan biaya perawatan yang mahal. Namun sebagai catatan penting, penetapan tes 10 lipid ini tidak memiliki kemungkinan yang sangat tinggi, pada kemungkinan tingkat tes “positif palsu,” atau dengan kata lain sangat kecil kemungkinannya terdeteksi sebagai penyakit palsu.

Pada saat ini, Alzheimer bisa dikategorikan sebagai penyakit penyebab mematikan ke 6 di AS, sebab hasil beberapa penelitian terkait yang telah dilakukan, menunjukan bahwa penyakit Alzheimer dianggap bertanggung jawab pada banyak kasus kematian yang terjadi di Amerika Serikat, daripada yang diperkirakan orang sebelumnya.

Sementara itu, pada studi belum lama berselang yang dipublikasikan dalam jurnal Neurology, menemukan, bahwa angka kematian tahunan akibat penyakit Alzheimer diperkirakan telah mendekati angka hingga sekitar 500.000 kematian, dibandingkan dengan sekitar 83.000 kematian pada saat ini, berdasarkan perhitungan pemerintah. Dimana diperkirakan terdapat sekitar 5 juta penduduk mengidap penyakit Alzheimer di Amerika Serikat.

Diharapkan melalui tes darah deteksi dini gejala penyakit Alzheimer ini, mampu menekan perkembangannya, atau setidaknya mampu memperlambat munculnya penyakit yang tergolong mematikan ini.


Author: Google Plus

0 Response to "Tes Darah Lengkap Deteksi Dini Gejala Penyakit Alzheimer"

Post a Comment